Seperti Sayuran, Sulit Dicerna
Apa yang terjadi pada hati ini, seolah-olah melong-long "tangkap dia untuk aku, aku yakin dia orang yang tepat" tak terhentikan sepanjang hari, bukan berhenti, semakin kencang dia mengaung.
Nanti atau entah kapan, mungkin tidak sama sekali, long-longan itu tak pernah akan mendapatkan jawaban. Sifat dingin, seolah memenuhi sekujur tubuh-nya. Dan menolak apapun yang masuk.
Indahnya bagai gejolak api membara di siang hari, sulit dilihat, tetapi semakin dekat semakin mencuat. Senyumnya bagai kantung semar, diam-diam menelan. Menelan hati pelan-pelan.
Sampai kapan, ini berakhir, tak tentu arah, lupa bawa kompas. Sungguh, bukan ini yang ingin saya bahas. Setiap ungkapannya melintas, terasa panas. Hati bablas, lupa bawa kompas. Tak tentu arah.
Akhirnya, saya membuat kutipan konyol disebuah baris, membentuk paragraf yang agak manis. Untuk dia, agar dia tau, tertanam sesuatu disini.
Ciaelah, biar dikata pembuat sajak gitu maksudnya. Keren ga? Enggak kan? Yaudah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar